Investasi di sektor properti telah menjadi salah satu pilihan utama bagi banyak orang dalam mengelola keuangan mereka. Dua jenis investasi properti yang sering dibandingkan adalah investasi rumah dan investasi lahan. Di Indonesia, tren menunjukkan bahwa investasi rumah menjadi lebih favorit dibandingkan dengan investasi lahan. Berikut beberapa alasan mengapa investasi rumah lebih diminati.
1. Potensi Pendapatan Pasif
Investasi rumah memungkinkan pemiliknya untuk mendapatkan pendapatan pasif melalui penyewaan. Rumah yang disewakan dapat memberikan aliran pendapatan yang stabil setiap bulan. Sementara itu, investasi lahan cenderung tidak menghasilkan pendapatan pasif karena lahan biasanya tidak disewakan, kecuali jika digunakan untuk tujuan tertentu seperti pertanian atau penyimpanan.
2. Kenaikan Nilai yang Konsisten
Harga rumah cenderung mengalami kenaikan yang lebih stabil dibandingkan dengan harga lahan. Faktor – faktor seperti peningkatan permintaan hunian, perkembangan infrastruktur, dan urbanisasi berkontribusi pada peningkatan nilai rumah. Lahan, di sisi lain, mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk mengalami kenaikan nilai yang signifikan, tergantung pada lokasi dan potensi pengembangan di masa depan.
3. Likuiditas yang Lebih Tinggi
Rumah umumnya memiliki likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan lahan. Pasar untuk jual beli rumah lebih aktif, sehingga memudahkan pemilik rumah untuk menjual properti mereka ketika dibutuhkan. Sementara itu, lahan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dijual karena permintaan yang lebih terbatas.
4. Akses ke Fasilitas dan Infrastruktur
Investasi rumah sering kali lebih menarik, karena rumah umumnya terletak di area yang sudah berkembang dengan akses yang baik ke berbagai fasilitas dan infrastruktur seperti sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan transportasi umum. Sedangkan lahan, terutama yang berada di daerah yang belum berkembang, mungkin tidak memiliki akses yang baik ke fasilitas – fasilitas tersebut, sehingga kurang diminati.
5. Risiko yang Lebih Rendah
Investasi rumah dianggap memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi lahan. Rumah yang terletak di lokasi yang strategis dan berkembang cenderung mempertahankan nilai dan bahkan meningkat. Sementara itu, lahan bisa memiliki risiko lebih tinggi terkait dengan perubahan peraturan zonasi, lingkungan, dan penggunaan lahan di masa depan.
6. Kebutuhan Hunian yang Tinggi
Pertumbuhan populasi dan urbanisasi meningkatkan permintaan akan hunian. Hal ini membuat investasi rumah menjadi lebih menjanjikan karena selalu ada kebutuhan akan tempat tinggal. Sedangkan lahan kosong, meskipun memiliki potensi untuk dikembangkan, tidak selalu menjawab kebutuhan mendesak akan hunian.
7. Kemudahan Pendanaan
Pendanaan untuk pembelian rumah cenderung lebih mudah diakses dibandingkan dengan pendanaan untuk pembelian lahan. Banyak bank dan lembaga keuangan menawarkan berbagai produk kredit yang memudahkan pembelian rumah. Sementara itu, pendanaan untuk lahan mungkin memerlukan persyaratan yang lebih ketat dan suku bunga yang lebih tinggi.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa investasi rumah menjadi lebih favorit dibandingkan dengan investasi lahan karena berbagai faktor yang memberikan keuntungan dan keamanan lebih bagi investor. Potensi pendapatan pasif, kenaikan nilai yang konsisten, likuiditas tinggi, akses ke fasilitas, risiko rendah, dan kebutuhan hunian yang tinggi menjadikan rumah sebagai pilihan investasi yang lebih menarik. Bagi mereka yang ingin berinvestasi di sektor properti, mempertimbangkan investasi rumah bisa menjadi langkah yang lebih bijak dan menguntungkan.